Senin, 31 Oktober 2016

Teori Laba

Teori Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang pertama Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Dalam menganalisa teori laba, harus dibedakan dahulu apa yang dimaksud dengan laba Bisnis dan Laba Ekonomis.
Laba Bisnis (profit) adalah seluruh penerimaan suatu perusahaan setelah dikurangi biaya biaya eksplisit. Atau laba yang biasa kita kenal dalam perhitungan akuntansi, yakni pendapatan dari penjualan dikurangi Biaya Eksplisit (Akuntansi).
Biaya Eksplisit adalah biaya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi seperti gaji, bahan baku, sewa, dll.
Sedangkan yang dimaksud Laba Ekonomis adalah Total Revenue yang diterima oleh suatu perusahaan setelah dikurangi biaya biaya eksplisit dan implisit.

Jenis jenis Laba

Risk Bearing Theory of Profit
Perusahaan harus mendapatkan keuntungan di atas normal (laba ekonomis ) apabila jenis usahanya mempunyai resiko yang sangat tinggi. Contoh : Pengeboran minyak lepas pantai.
Frictional Theory of Profit
Asumsinya : Pasar sering berada dalam posisi disequilibrium. Akibatnya perusahaan tidak pernah mendapat laba di atas normal melainkan hanya laba normal saja. Contoh munculnya kendaraan bermotor mengakibatkan permintaan baja melonjak dan perusahaan baja menikmati laba di atas normal, kemudian ada penemuan bahwa baja bisa diganti plastik sehingga permintaan akan baja menurun sedangkan permintaan plastik naik.
Monopoly Theory of Profit
Perusahaan dapat mempertahankan laba di atas normal dalam jangka panjang  apabila perusahaan tersebut dapat memperoleh fasilitas dari pemerintah, hak paten, dapat mencapai skala ekonomis, dll. 
Inovation Theory of Profit
Perusahaan dapat memperoleh laba di atas normal apabila ia dapat mencapai Penemuanpenemuan baru. Contoh : IBM, Xerox. 
Managerial Efficiency Theory of Profit / Compensatory Top
Suatu perusahaan dapat mencapai laba di atas normal apabila ia berhasil melakukan efisiensi di berbagai bidang serta dapat memenuhi keinginan konsumennya.

Fungsi laba

Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industry/perusahaan. Sebaiknya, laba ynag rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.
Laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat sebagai refleksi peubahan selera kondumen dan permintaan sepanjang waktu. Laba bukanlah suatu system yang sempurna. Lana bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen , melainkan aspek pelayanan.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.


https://uniba.ac.id

Akuntansi Biaya

Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya produksi dan pemasaran suatu produk barang atau jasa dengan cara - cara tertentu dan penafsiran terhadapnya. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Akuntansi biaya merupakan bagian integral dalam financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang digunakan sebagai alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan, hal tersebut mengakibatkan timbulnya penggolongan biaya berdasarkan tujuan dari pemakain biaya tersebut. 

1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
 a. Factory Cost (Biaya Produksi)
    1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
    2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
    3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
 b. Commercial Expense (Operating Expense)
    1. Marketing and Selling Expense
    2. General & Administration Expense 

2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin. 

3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
c. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu. 

4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
 a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan output.
 b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output.
d. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi. 

5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
 a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
 b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding/proporsional.


6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
 a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu.
 b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.


https://uniba.ac.id

Konsep Biaya Produksi

KONSEP BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.  Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha.
Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis.  Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.       Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2.       Bahan-bahan pembantu atau penolong
3.       Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.       Penyusutan peralatan produksi
5.       Uang modal, sewa
6.       Biaya penunjang, meliputi biaya listrik,transportasi,DLL
7.       Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8.       Pajak

Konsep biaya yang penting antara lain:

1.      Biaya Total (TC)
Biaya total adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.  Biaya ini terdiri dari :
-          Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC)
Biaya yang besarnya tidak berubah dengan berubahnya output
-          Biaya Variabel Total (Total Variable Cost/TVC)
Yaitu biaya yang selalu berubah dengan berubahnya output yang diproduksi. Rumus hubungan antara ketiganya adalah:  TC = TFC + TVC.

2.      Biaya Rata-rata (Average Cost/AC)
Yaitu biaya produksi total dibagi dengan output yang dihasilkan (biaya per unit output).
Biaya ini terdiri dari:
-          Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah output, TFC/Q.
-          Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost/ AVC)
Adalah jumlah biaya variabel total dibagi dengan output, TVC/Q.
            Sehingga Biaya Rata-rata (AC) = AFC + AVC.

3.      Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC)
Yaitu perubahan biaya total akibat kenaikan output sebesar satu unit.
MC = TC/Q
MC = TVC/Q
MC = TVC/Q + TFC/Q



Biaya variabel dan biaya tetap

a.       Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin banyak banyak bahan yang digunakan sehingga biayanya lebih besar.


b.      Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh, stengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.

 · Cost dan expense

a.       Cost / biaya (dalam arti luas) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang potensial (kemungkinan) akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada empat unsur pokok dalam definisi tersebut:
1.      Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2.      Diukur dalam satuan uang
3.      Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4.      Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
b.    Expenses merupakan biaya yang telah habis pakai (expired cost) yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Seluruh expense adalah cost namun tidak semua cost adalah expense. Pengorbanan untuk membayar arus listrik yang telah dipakai adalah expense. Sedangkan pengorbanan untuk membeli peralatan listrik adalah cost.

  ●    Opportunity cost dan real cost

a. Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan terentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan. Contoh seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
b. Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan sebagainya.


https://uniba.ac.id